Kamis, 22 Maret 2012

Visualisasikan CITA

Inspiradream,

Sebelum saya kenal Law of attraction, Tung Desem Waringin, Pelatihan Motivasi, Quantum Learning, dll dsb dst yang mengajarkan tentang pentingnya Visualisasi tujuan dan cita-cita ternyata saya sudah pernah menerapkannya secara alamiah dan itu baru saya sadari sekarang - sekarang ini setelah sederet tulisan, bacaan dan pelatihan-pelatihan yang telah saya ikuti,

Ceritanya mau tahu ? Tempe !

Walaupun saya tergolong masih berusia belia waktu itu saya baru saja lulus SMA tapi saya sudah punya cita-cita untuk menjadi yang bahasa kerennya sekarang disebut Entrepreneur alias Pengusaha sejak lulus SMA saya sudah mulai jajal diri mencoba jualan beras.
Keinginan orangtua yang ingin lihat saya jadi Sarjana menghentikan langkah saya untuk berdagang dan menuruti orangtua saya untuk menghorrmati dan bagian dari birrul walidain saya.

Tapi ada satu cita-cita lagi yang saya punya yaitu....... Saya Ingin menikah dalam usia muda ( musuhnya BKKBN nih, hehe ) waktu itu belum ada buku indahnya pernikahan dini, kupinang engkau dengan hamdalahnya Fauzhil Adhim dll dst dsb.

Apa yang saya lakukan ternyata saya melakukan visualisasi dan affirmasi tanpa saya sadari. Yang saya baru sadar sekarang !

Teringat waktu itu di Pasar Tebet saya sedang bersama Supir kakek saya yang ditugaskan bersama saya untuk membeli suatuu keperluan. saya berkata :" Lihat nih!, dua tahun lagi saya akan nikah" anda perhatikan bahasa saya ? LIHAT !! VISUALISASI dan saya memang menvisualisasikannya (membayangkan dengan jelas di dalam kepala saya) baru kemudian di secara simultan dilandasi dengan do'a, dan persis pada tahun ke dua semester ke tiga sambil kuliah saya nikah !

waktu itu doktrin yang tertanam kuat dalam diri saya apa yang bisa kita baca dalam surat Muhammad ayat 7 dari Al-Quran ; Siapa yang tolong Agama Allah pasti Allah akan tolong

Nah sahabat, jangan lupa visualisasikan Doa anda ya dan sampaikan itu kepada yang Maha Mengabulkan dengan Pasrah, Ikhlas, Doa, Ikhtiar, Sedekah.

Salam Hangat,
Muhammad Hakimmuddin
Owner www.islamichealingcentre.com
Trainer Pengobatan Nabi
Inspiracare

Nempelnya dimana ?

Mungkin kalau baca judul posting hari ini anda akan bingung ? apa kok maksudnya nempelnya dimana ?
Oke lah supaya tidak bingung saya jelaskan


Teringat sebuah perbincangan kecil dengan Guruku beliau bercerita bahwa ketika dulu beliau baru punya handphone merek Ericsson yang keluaran pertama dengan bodi handphone kecil (dulu bodi handphone besar dan berat hampir seperti batu bata !) waktu itu handphone kecil dengan layar hitam putih dua barisnya sudah merupakan handphone paling trendy karena bentuk kecil dan kalau ada yang ingat handphone tersebut punya tutup flip kecil yang menutupi deretan tombolnya yang menyebabkan ketika flip itu ditutup bodi handphone jadi keliatan lebiih manis dan trendy. nah tak dinyana buah kreatifitas anak-anak guruku yang masih kecil-kecil menghasilkan patahnya flip kecil pemanis tadi. Maka mulailah guruku berburu flip kecil itu agar tetap terlihat keren handphonenya dan untuk mendapat harga yang lebih murah beliau mencoba mencarinya di pasar tradisional.

Pucuk di cinta ulam tiba, barang yang dicari pun akhirnya ketemu, serta merta guruku menanyakan harganya pada penjual, penjual itu pun menjawab harganya 30.000 rupiah, sontak guruku pun kaget dan dengan gaya betawinya langsung menimpali, " Bang yang bener aja dong! masa' plastik sekecil ini harganya segitu? Ember aja yang plastiknya banyakan harganya cuma 6000 ?!!" Kontan si pedagang menjawab : "Yah kalau gitu beli ember aja pak !"

Nah saudaraku, kalau ember, eh salah ding, plastik flip penutup handphone ericson dengan bahan yang sama dengan ember itu saja dapat berharga berkali lipat hanya dengan NEMPEL di Handphone maka demikianlah diri kita akan lebih berharga kalau kita NEMPEL di lingkungan yang benar yang menjadikan diri kita lebih berharga, maka tak heran kalau Rasulullah mengingatkan kita untuk mencari teman yang baik dengan hadits populer tukang besi dan tukang minyak wanginya.

Salam Hangat,
Muhammad Hakimmuddin
Owner www.islamichealingcentre.com
Trainer Pengobatan Nabi
Inspiracare

Selasa, 20 Maret 2012

Menakar Nilai Sabar

Pernah dengar ungkapan begini ? "Sabar, sabar !! sampai kapan mau sabar !! "

atau yang seperti ini ? "Kamu sih enak suruh sabar, kamu nggak ngalamin sih !!"

atau yang sepertinya ?

Saudaraku, terkadang hidup menawarkan kepada kita kondisi-kondisi yang melelahkan secara fisik dan emosional mental kita sampai pada titik dimana seolah kita merasakan tidak sanggup lagi.

Tapi kita manusia memang sebenarnya di ciptakan dengan kekuatan sabar yang tak berbatas. Hanya saja kita tidak menyadarinya.

Darimanakah nilai sabar itu berasal ? Sesungguhnya ia berasal dari Prasangka Baik kita kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sesungguhnya tidak sedikitpun Allah Subhanahu Wa Ta'ala menginginkan keburukan bagi kita hanya kita sendiri yang mempersepsikannya buruk.

Jadi seberapa harus kita nilai takaran Sabar kita ? Tak Berbatas.....

Senin, 19 Maret 2012

Peduli Walau Sedikit

Dalam sebuah bincang-bincang di sebuah acara kajian yang saya dan teman-teman sedang ikuti, kami berkesempatan untuk ngobrol-ngobrol sementara menunggu pengisi acara datang.

Obrolan kami sampai pada cerita kawan saya yang bercerita bagaimana ketika ia mengunjungi sebuah negara di Eropa sedang duduk-duduk dengan beberapa kawan ada yang dari Indonesia dan ada yang merupakan mahasiswa setempat.

Ketika mereka duduk tersebut mereka juga sedang menunggu seorang teman yang juga dari Indonesia muncul di tempat pertemuan itu. Tak berapa lama teman yang ditunggu pun datang.. Malang tak dapat terhindar, teman yang baru datang ini terpeleset sedikit genangan air.

Apa yang terjadi berikutnya ? Teman-teman dari Indonesia tertawa terbahak-bahak karena peristiwa itu dianggap lucu ditambah dengan gaya jatuh sang teman yang memancing tawa. Tapi apa yang dilakukan teman-teman eropanya ? Dengan sigap yang satu bangun dan segera memberi pertolongan untuk berdiri, yang satu lagi segera ambil lap untuk membersihkan genangan dan yang satu lagi dengan sigap menghampiri petugas kebersihan untuk memasang tanda bahaya karena disitu masih basah.

Nah.. sahabat cerita diatas menunjukkan setidaknya betapa kita yang dianugerahi warisan budaya bangsa adiluhung ternyata sudah terkikis kepedulian kita. Jika untuk hal yang seremeh itu saja kita sulit untuk peduli bagaimanakah kita dapat peduli pada yang lebih besar ?
Bagaimanakah kita dapat memperoleh pemimpin yang peduli pada diri kita sebagai rakyatnya ?

So. Peduli ? So Pasti harus !!

Salam Hangat,
Muhammad Hakimmuddin
Owner www.islamichealingcentre.com
Trainer Pengobatan Nabi
Inspiracare

Pandang Luas Jarak Jadi Dekat

INSPIRASIGHT INSPIRATRIP

Inspirasiku hari ini kuambil dari pengalaman biasa ketika mengantar ayahanda yang saat itu harus dirawat dirumah sakit jantung harapan kita. Seperti biasa saya menjadi saah satu anaknya yang mendapat tugas rutin utk menjaga.
Yang menjadi inspirasi adalah ketika.harus berjalan bolak-balik dari ruang perawatan menuju tempat pengurusan administrasi yang berada pada gedung yang berbeda dari gedung perawatan. Mungkin sebagian besar keluarga pasien merasakan kejenuhan yang sama dengan yang aku rasakan. Tapi ternyata ada hal yang membuat kesadaranku tergelitik.

Mau tahu? Jangan Kemana-mana dulu ya?!

Saya mendapati ternyata ketika berjalan diantara dua gedung tersebut melalui lorong kecil yang memang disediakan sebagai lorong pejalan kaki dirasakan seperti jauh dan melelahkan. Hari lain saya coba berjalan melalui jalur jalan mobil mobil yang tidak dibatasi koridor dan lorong. Anda bisa tebak apa yang saya rasakan? Yes... saya tidak merasakannya sebagai sebuah jalan yang jauh bahkan saya cukup enjoy berjalan. Saya tersadar betapa dahsyat kekuatan tipuan optik menjadikan perasaan saya merasa jauh betjalan ketika menjalani lorong tersebut.

Saya mencoba berkali-kali dan hasilnya sama setiap saya berjalan melalui lorong koridor kecil itu saya merasakan perjalanan yang memang sebenarnya pendek itu menjadi jauh, dan ketika berjalan melalui jalan mobil jalan terasa pendek.

Apa yang saya ambil pelajaran dari sini.

Sahabat terkadang demikianlah sikap kita ketika menjalani perjalanan hidup kita, ketika kita berjalan dengan sudut pandang yang sempit maka apa yang kita tempuhi dalam menjalani kehidupan kita ini terasa jauh melelahkan, tapi ketika kita memandang dengan sudut pandang yang luas dan mau banyak belajar bahwa ada jalan-jalan yang memiliki sudut pandang luas ini. Insya Allah kita akan merasa ringan menjalaninya..

Salam Hangat,
Muhammad Hakimmuddin
Trainer Thibbun Nabawi
Owner Rumah Terapi IHC
www.islamichealingcentre.com

Minggu, 18 Maret 2012

Belajar Caranya Belajar

Saya termasuk orang yang bosanan alias gampang bosan. tapi saya belajar mengatasinya dan yang membuat saya dapat mengatasi kebosanan ternyata dengan memiliki banyak minat pada banyak topik pembelajaran.

Tapi tidak semua orang mampu menampung jumlah informasi yang dia sukai untuk di dapatkan.

Sebenarnya kata kuncinya adalah kemampuan belajar. Banyak orang yang mau dan suka untuk dapat belajar tapi sedikit yang memulai Belajar dengan Belajar Caranya Belajar

Persinggungan saya dengan sahabat-sahabat sepengajian saya pada tahun 2000 sampai 2006 yang rata-rata adalah guru dengan pengalaman extraordinary membuat saya mendapat banyak ide dan pembelajaran tentang belajar caranya belajar,

secara umum saya akan sampaikan yang mendasar dulu

1. Kebanyakan orang belajar kalau merasa butuh atau merasa dipaksa dan ini adalah merupakan pola yang ditanamkan oleh guru-guru masa lalu ( kalau yg sekarang harusnya tidak lagi karena sudah banyak bekal quantum ini dan anu ). Seharusnya belajarlah dari apa yang paling menarik perhatian kita karena kita akhirnya akan belajar dan membaca dengan penuh passionate (bahasa betawi : gairah )
2. Tidak mau memahami dirinya sendiri. Belajar alamiah akan menjadi sesuatu yang menyenangkan kalau pembelajar mau belajar terlebih dahulu siapa dirinya. kenali diri sendiri. kenali pola kerja optimal otak sendiri. Kalau punya modus kerja otak kuat di otak kanan belajarlah hal - hal secara garis besarnya dahulu baru turun ke detail sebaliknya dengan otak kiri
3. Terburu-buru ingin menguasai satu tema.. Santai saja dan lakukan dengan alamiah.

Anggaplah belajar seperti makan pizza atau bakso ( tapi hati-hati banyak bakso penuh msg bikin otak jadi karatan)

Segitu dulu deh, nanti saya buka lagi rahasia-rahasia belajar lainnya
Salam Hangat,
Muhammad Hakimmuddin

Pilih Kerja Kantoran atau Berbisnis ?

Inspirasi harianku hari ini diambil dari kisah sederhana ketika suatu sore yang padat di dalam kereta ekonomi yang penuh sesak saya pulang dari membeli beberapa peralatan komputer yang siap untuk di rakit dan akan dijual (waktu itu 11 tahun lalu, dah lama juga yah, saya masih berbisnis komputer )

Kebetulan duduk di sebelah saya seorang Bapak yang nampak membawa sekarung mainan. agak tergelitik hati ini untuk bertanya namun mood saya sedang tidak ingin ngobrol-ngobrol, saya memilih diam.

Tak berapa lama rupanya si Bapak ini lah yang terlebih dahulu membuka percakapan. Biasalah seperti : "darimana mas, mau pulang kemana dll, dsb"

Basa-basi akhirnya membuat saya harus bertanya kenapa si Bapak membawa mainan sekarung itu.

Mulailah si Bapak itu bercerita bahwa ia memang membeli mainan tersebut untuk dijual dengan sistem di titipkan di warung. Ooooh rupanya Bapak ini seorang pedagang. sampai sini pasti pembaca sudah mulai bosan... Jangan dulu .... !

Yang menakjubkan adalah perbincangan berikutnya...

Dalam hitungan yang di ceritakan kepada saya erungkap bahwa dalam sehari tidak kurang si Bapak dapat mengantungi UNTUNG 300 ribu rupiah !!!! What 300 ribu Rupiah !!! berarti si Bapak dalam sebulan dengan asumsi kerja hanya 20 hari (dipotong jalan-jalan dan rekreasi dengan anak istri ) sudah mendapat "GAJI" sebesar tak kurang dari 6 juta rupiah buat ukuran waktu itu sudah jelas sangat cukup untuk hidup.

Saya tidak memprovokasi untuk berhenti kerja kantoran karena itu pilihan hidup. Tapi berbisnis yang kecil seperti itu pun ternyata masih sangat cukup untuk kehidupannya....

Pilih kerja Kantoran atau Berbisnis ?
Pilihannya ada di tangan anda.

Filosofi Pohon

Filosofi Pohon, pernah mengamati kalau petugas dinas kebersihan sedang memangkas pohon yang sudah terlalu rimbun dan dikhawatirkan batang yang rapuh dapat menimpa pengendara mobil di bawahnya ? Ahh.. saya bukan hendak mengajak anda mencermati pekerjaannya tapi perhatikanlah pohonnya. Sebenarnya sih inspirasi ini juga bukan dari melihat itu tapi dari melihat pohon yang terlanjur ditebang istri dengan menyuruh tukang tebang pohon.

Habislah itu pohon batang besarnya di pangkas, padahal selama ini ia menjadi peneduh rumah mungil kami di komplek timah kelapa dua depok.

Terus apa yang menarik dari pohon yang sudah ditebang itu. BATANGNYA…… (jangan ngeres)

Saya memperhatikan dengan seksama bahwa ternyata setiap pohon yang batang besarnya telah dipotong tidak pernah lagi menumbuhkan batang itu sehingga pulih seperti semula seperti sebelum ditebang. Ahha !!! Tink !! Eureka… (kalau kata Archimedes)

Demikianlah seharusnya mungkin kita sebagai manusia meniru filosofi pohon ini. Kadang ketika kita merasa sudah merasa kehilangan sesuatu yang sebutlah seperti “batang” pohon itu yang telah kita bina kita rawat dan kita tumbuhkan sehingga menjadi sebuah “batang” yang banyak menghasilkan buah, tidak seperti pohon, kita manusia sering berusaha keras untuk mengembalikan kondisi “batang” itu seperti sedia kala padahal tidak akan pernah mungkin dan sebuah pemborosan energy besar-besaran.

Perhatikan bagaimana pohon itu berlaku..

Alih-alih berusaha mengembalikan kondisi cabang besar yang hilang itu.. Pohon mulai menumbuhkan ranting-ranting kecil di sekitar bawah dari cabang yang hilang itu beberapa di antara ranting kecil itu mungkin akan kering, termakan serangga, atau terhempas angin, tapi beberapa di antara ranting kecil itu akan terus bertumbuh menjadi sebuah cabang baru yang besar lagi.

Demikianlah sepatutnya kita tidak terlalu sedih dengan hilangnya batang yang boleh jadi adalah bisnis atau apapun yang sudah kita tanam dan berbuah tadi, tapi gunakan tenaga kita untuk menumbuhkan ranting-ranting kecil dari pohon kehidupan kita sehingga pada akhirnya takdir Allah akan menumbuhkan salah satu ranting itu untuk menjadi cabang besar kembali...

Salam Hangat,

Muhammad Hakimmuddin